Festival Adat Saparan Rebo Pungkasan

30 Oktober 2019
Administrator
Dibaca 913 Kali

  Sebagai masyarakat yang berbudaya, masyarakat Desa Pendoworejo tidak melupakan adat dan tradisi warisan para leluhur desa.  Karena dari adat dan tradisi yang ada tersebut terbentuklah Desa Pendoworejo.  Diceritakan secara turun temurun oleh para sesepuh sejarah Desa Pendoworejo.

Dikisah pada jaman dahulu seorang abdi Prabu Brawijaya yang bernama Mbah Bei diikuti dua pelayannya Kyai Diro dan Kyai Somaito mengembara. sampailah ia di sebuah pertemuan dua sungai yaitu sungai Ngiwo dan Sungai Gunturan. Di sudut pertemuan tersebut ada sebuah tebing tinggi menjulang. Apabila naik keatas tebing tersebut kemudian melihat pemandangan akan tampak indah, kemudian dinamailah tempat tersebut Khayangan. Setelah sampai ditempat tersebut Mbah Bei kemudian bertapa. Dalam pertapaannya beliau mendapat wangsit untuk bertempat tinggal ditempat tersebut.  

Wilayah tersebut adalah sebuah daerah yang sangat cocok untuk bercocok tanam. tetapi masyarakat disana hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi tanaman mereka. Dalam setahun masyarakat hanya dapat panen sekali untuk padi dan setelah itu hanya palawija karena terbatasnya air.  Mbah Bei berpikir bagaimana agar masyarakat tidak hanya menggantungkan air hujan untuk pengairan pertanian mereka. Kemudian beliaumembendung sungai untuk pengairan pertanian warga. Dinamailah bendungan tersebut Bendung Khayangan. Setelah itu masyarakat dapat panen padi dua kali dalam setahun dan palawija. Sehingga masyarakat di wilayah tersebut semakin makmur.

Untuk menghargai jasa dari Mbah Bei tersebut kemudian setiap tahun masyarakat mengadakan tradisi saparan setiap rebo terakhir bulan sapar menurut perhitungan tahun jawa. Pada awalnya acara hanya dilakukan oleh warga di pedukuhan Turusan berbarengan dengan acara Merti Dusun.  Karena semakin banyaknya dukungan dari berbagai pihak baik dari Pemerintah ataupun para pelaku budaya dan masyarakatuntuk melestarikan tradisi adat turun temurun tersebut di adakan festival adat Saparan Rebo Pungkasan "Kembul Sewu Dulur" yang dipusatkan di lokasi Bendung Khayangan pedukuhan Turusan yang diikuti semua pedukuhan yang menggunakan air irigasi Bendung Khayangan antara lain : Turusan, Tileng, Ngrancah, Krikil, Kepek, Jetis, Tempel dan lain-lain. Dipilihnya lokasi tersebut bukan tanpa alasan. Karena menurut kisah turun temurun yang diceritakan para sesepuh tempat tersebut merupakan tempat pertama masyarakat Desa Pendoworejo terbentuk.

Acara festival adat biasanya diawali dengan kirab tumpeng yang diikuti berbagai pihak antara lain Pemerintah Desa, Tokoh Budaya, Sekolah di lingkungan Desa Pendoworejo, Lembaga Desa, Tamu undangan dan Masyarakat umum. Dilanjutkan dengan acara tradisi ngguyang jaran yang diikuti kelompok kesenian jathilan yang ada di Desa Pendoworejo. konon setiap jaran atau kuda kepang  dari kelompok kesenian yang dimandikan di air Bendung Khayangan maka kelompok kesenian tersebut akan laris tanggapan, entah itu benar atau tidak kepercayaan tersebut dipercaya dimasyarakat sehingga setiap ada tradisi ngguyang jaran kelompok kesenian selalu mengikutinya.  Kemudian acara dilanjutkan dengan acara ngepung tumpeng yang dibawa para peserta kirab dan masyarakat. acara dipimpin oleh kaum atau rois setempat  dilanjutkan makan bersama kemuadian dikenalah istilah "Kembul Sewu Dulur". Ada satu makanan khas yang wajib dibuat oleh masyarakat dalam acara tersebut yaitu Bothok lele dan Panggang mas.  Panggang mas merupakan telor ayam kampung yang digoreng mata sapi, keduanya dimasak tanpa menggunakan garam dan gula sehingga rasanya hambar.  Mkanan tersebut merupakan kesukaan dari Mbah Bei. Acara diakhiri dengan pentas seni oleh kelompok kesenian yang ada di Desa Pendoworejo.

Banyak hikmah dan harapan dari acara adat tradisi tersebut. Masyarakat desa diharapkan tidak lupa akan asal usulnya. khususnya anak muda yang mudah terpengaruh budaya baru sehingga lupa akan warisan para leluhur yang adiluhung. Semoga kedepan acara tersebut dapat selalu dilaksanakan, dapat dikemas semakin baik sehingga ada manfaat bagi masyarakat.